Tanggan Tutik yang nakal hampir membuat aku jadi tidak terkontrol.Tutik memang cantik, putih dan seksi tidak di temui satupun bekas luka ditubunya. Tubuhnya yang mungil dan cantik di terpa angin yang kencang.Sekali-sekali dirinya menggigil menahan dinginnya cuaca malam itu. Bokep Tobrut Ponsel berbunyi terus kubiarkan sampai tiga kali panggilan baru kuangkat.Sangat kaget mendengar sautan dalam posel itu terdengar suara perempuan baru kukenal. Kupanggil pelayan café untuk membayar minuman. Tutik mengangkat dengan nada kesal “abang dimana kok ngga datang ?. Tutik juga tidak mau kerja ini tapi orang tua Tutik sendiri menghancurkan masa depan Tutik.Tutik tidak diterima dilingkungan keluarga lagi bang. Aku tanya ini no HP siapa ? Bahkan dia mengatakan “abang puas ya menanyai Tutik hanya untuk kesenangan abang, malunya untuk Tutik, berarti abang ikut donk menghancurkan Tutik dan mempermalukan Tutik di muka umum”.Aku berusaha meyakininya dengan rasa sayang, kukecup pipinya yang menandakan aku bukan untuk mempermalukannya. dia mejawab dengan Tutik ” ngga ada, cuman nongkorong doang.”Selanjutnya




















