Senyuman manis itu makin mengingatkan kepada bintang film Hongkong yang aku masih juga tak ingat namanya.“Baiklah, kalau Ibu yang minta”Aku makin deg-degan. Bokep Tobrut Kalo nelen udah engga sakit lagi”“Perutnya ?”
“Udah enak”“Syukurlah … Trus, apa lagi yang sakit ?”
“Itu Dok .. baru kali ini aku terangsang oleh pasien.“Silakan dibuka kancingnya Bu”Syeni membuka kancing bajunya, seluruh kancing ! Dan tentu saja saatnya mencabut penis untuk dikeluarkan di perutnya, menjaga hal-hal yang lebih buruk lagi.Tapi kaki Syeni menjepitku, menahan aku mencabut penisku. Entah kenapa aku kurang tahu.“Mungkin dokter ganteng dan baik hati” kata Nia, suster yang selama ini membantuku.“Ah kamu . Aku makin “pusing” …Kemana CD-nya ? tak ada tanda-tanda kangker kok”“Dok ..” Katanya serak sambil menarik tanganku, mata terpejam dan mulut setengah terbuka.Kedua bulatan itu bergerak naik-turun mengikuti alunan nafasnya. Gimana tidak. Aku telah telanjang bulat dengan senjata tegak siap, di depan pasienku, nyonya muda yang cantik, sexy dan telanjang dada.“Wow ..




















