Hmm..!”“Jawab!”“Suka sekali!”Pemandangan itu tak lama. Film Porno Aku menunduk kembali. Terutama alasannya yaitu sikapnya yang ramah. Jilat sambil menatap mataku. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Sangat menarik, tidak besar tetapi terang bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya mendapatkan tamu-tamu perusahaan. Ia memang menawan alasannya yaitu sepasang bola matanya sewaktu-waktu sanggup berbinar-binar, atau menatap dengan tajam. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.Aku tertegun. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Mbak Lia kurang lebih gres 2 ahad bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager.




















