RATRI namanya. Bokepindo Bulu-bulunya yang masih jarang-jarang itu tumbuh menghias disekitar bibir kemaluannya.“Ohh…jangann mas…ampun mas…ooohh sakittt sekali…mas” terdengar Ratri merintih pelan memohon belas kasihan kepadaku.Dengan menyeringai aku tindih tubuh Ratri itu. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Ratri saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lubang kemaluan Ratri. Tiba-tiba semenit kemudian dikala aku sedang rebahan, terdengar olehku jerit Ratri yang memilukan“Aaakkhhhhh…”Akupun terbangun, kulihat dari asal suara itu. Kubelai-belai rambutnya, kukecup-kecup pipi dan bibirnya. Dengan kedua tanganku kuraih kepala Ratri, kini dengan gerakan tanganku kepala Ratri ku maju-mundurkan.Ah, nikmat rasanya, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan mulut Ratri, bibir sensualnya melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat tersendiri, kurasakan pula lidahnya menggelitik kepala batang kemaluanku, ah nikmatnya penuh sensasi.




















