Namun kelak pertengkaran demi pertengkaran itulah yang membuat kami justru semakin sering jalan bersama, kebetulan hobby kami juga sama yakni melepas sunset hingga terbenam di batas cakrawala laut yang teduh.Seperti biasanya, selaku “anak sulung” dalam KKN (94) tersebut, aku selalu care dengan anak bungsu kami, yakni si A Sui yang memang A Sui (Cantik) itu. “Please, pelan-pelan ya Bang..”, ujarnya pelan.Aku menggesekkannya terlebih dahulu, namun masih juga sulit saking terlalu sempitnya. Bokep viral terbaru Dia tampak meringis kesakitan hingga aku terpaksa menahannya dahulu karena tak sampai hati melihat wajahnya. Aku cuma bisa menghiburnya sambil menariknya ke pelukan hangatku. Belakangan, malah A Sui yang dengan lihat berguling menggantikan posisiku dan menggejot sauh asmara kami hingga ke puncak orgasme ketiganya. “Kalau kamu tidak menjawab apa yang barusan kamu bilang, aku akan menjewer telinga si bungsu yang manja ini yach”, ujarku sambil menarik telinganya. Aku keheranan mendengar sumpahnya tersebut. Dengan mengendap-endap, akhirnya kami saling berpelukan kembali di gubug asmara.




















